_____________________________________________________________

________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________


Lelaki bernama Bisara Sianturi ini bukannya sembarangan lelaki. Dia ialah anak muda yang fanatik dengan agama Prostestan.

Apa yang menarik mengenai Bisara ini, ialah percubaannya untuk mempengaruhi sebuah keluarga muslim di Medan agar menerima ajaran Kristian Prostestan berkesudahan dengan kegagalan.

Namun dari ketewasannya berdialog dengan seorang haji, menjadi penyebab dia mendapat hidayah dari Allah SWT.

Bisara Sianturi dilahirkan di Tapanuli Utara pada 26hb Jun 1949. Dia dibesarkan dalam didikan keluarga yang taat penganut Prostestan.

Pada tahun 1968 Bisara telah merantau ke Kota Medan. Nasibnya agak baik kerana berkesempatan berkenalan dengan keluarga Walikota(Datuk Bandar) Medan ketika itu, Ahmad Syah.

Dari kemesraan hubungan itu dia mendapat kesempatan tinggal bersama-sama di rumah keluarga walikota berkenaan.

Bisara mengaku, selama tinggal di rumah keluarga walikota tersebut, dia cuba mendakwah anak-anak walikota itu lagu-lagu gereja. Kebetulan anak-anak walikota dekat dengannya dan suka dengan lagu-lagu yang diajarkannya.

Sementara walikota sendiri tidak pernah marah kepadanya. Bahkan dia pernah bertanya kepada walikota tentang agama apa yang baik. Walikota itu menjawab, bahawa semua agama itu baik.

Pemikiran terbuka walikota seperti itulah uyang membuatnya senang dan berani mengajarkan lagu-lagu gereja kepada anak-anaknya. Menurutnya, kalau orang sudah memeliki pemikiran seperti ini, biasanya akan mudah diajak masuk Kristian.

"Saya berniat mengkristiankan keluarga ini. Pertama-tama melalui anak-anaknya dulu. Makanya saya ajari mereka lagu-lagu gereja. Anehnya, mereka suka sekali dengan lagui-lagu yang saya ajarkan," kenang Bisara Sianturi.

Usaha Bisara untuk mengkristiankan keluarga walikota melalui anak-anaknya ternyata tidak boleh berjalan dengan lancar. Di rumah walikota itu tinggal juga bapa mertuanya, Haji Nurdin.

Meskipun walikota tidak merasa keberatan anak-anaknya diajarkan lagu-lagu gereja, tetapi Haji Nurdin tidak suka kalau cucu-cucunya diajarkan lagu-lagu gereja oleh Bisara.

Pada suatu petang, di ruang depan rumah walikota, Haji Nurdin mengajak Bisara untuk bercakap masalah serius. Haji Nurdin yang luas pengetahuan agamanya ini mengajaknya berdialog mengenai agama. Bahkan beliau menawarkan diri untuk masuk Kristian jika Bisara mampu menyakinkan Haji Nurdin melalui hujah-hujahnya.

Nukilan Mutiara Nabawi Saturday, April 25, 2009

Daftar disini

Photobucket

LOG MASUK


TV USRAH

______________________________________________________